Jumat, 17 Mei 2013

Cinta Tanah Air

CINTA TANAH AIR

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang tergabung dalam wilayah nusantara. Selain itu Indonesia juga mempunyai beragam adat istiadat, budaya maupun tradisi. Keragaman budaya tersebut tidak membuat selurah rakyat indonesia berselisih bahkan dengan adanya perbedaan terjalin satu kesatuan yang kokoh. Bhineka Tunggal Ika merupakan slogan yang membuat warga indonesia terus bersatu dalam keragaman.

            Berbagai macam budaya Indonesia itu merupakan hasil karya dari jerih payah warga Indonesia pada zaman dahulu. Kita sebagai generasi penerus harus bangga dan tetap melestarikan budaya tersebut agar tidak punah dari peradaban dunia. Salah satu budaya yang sudah terkenal hingga mancanegara adalah kain batik. Kain batik merupakan pakain adat dari jawa terutama dari kalangan keraton. Di kalangan keraton Kain batik di jadikan Pakain dalam keseharian di dalam keraton.


        Di lihat dari sejarahnya Batik sudah ada di zaman kerajaan majapahit bahkan sebelumnya, hal ini membuktikan bahwa batik menjadi budaya adat turun - temurun yang terjaga kelestariannya. Di lihat dari segi bahasa kata batik terdiri dari du a kata yaitu "Ambar" yang berarti gambar dan "Titik" yang berarti titik. Secara umum batik merupakan lukisan atau gambar yang di rangkai dari Sebuah titik ataupun banyak yang dibuat secera manual maupun menggunakan mesin.

          Motif batik yang ada di Indonesia sangat bermacam - macam, biasanya tergantung asal batik tersebut. Misalnya Batik solo mempunyai motif yang halus serta menggambarkan nuangsa wayang maupun nuangsa kerajaan Selain itu ada juga batik pekalongan maupun batik Yogyakarta. Jenis batik Indonesia sangat banyak sekali yang memiliki arti dan makna tersendiri.

            Cara pembuatan Batik tidak sulit namum memerlukan kesabaran, ketelatenan dan ketelitian. Sebagai warga solo dulu juga pernah membatik, ternyata sangat sulit kalau tidak terbiasa. Selain panasnya Malam(bahan dasar batik) serta canting kesulitan membatik yaitu pada proses penggambaran kain. Kesalahan titik pada kain batik menyebabkan kerusakan pada motif pada kain tersebut. Pembuatan Satu kain batik memerlukan waktu 1 - 3 hari bahkan sampai satu minggu.


           Para pembatik pantas mendapat apresiasi yang besar kerena mereka telah susah payah membatik untuk melestarikan budaya Indonesia walaupun tidak secara langsung. Sebagai generasi penerus kita harus ikut melestarikan batik, walaupun kita tidak bisa membatik namun dengan kita memakai pakaian batik berarti kita ikut menjaga kelestariannya.

           Di zaman yang modern ini perkembangan teknologi tidak terbendung lagi bahkan dengan adanya akses Internet membuat pertukaran informasi semakin cepat. Dalam hitungan detik kejadian yang terjadi di penjuru dunia dengan bisa kita ketahui. Melalui Internet sehat dan kebebasan berekspresi di Internet harus kita gunakan untuk mempromosikan atau memberitahukan bahwa Indonesia mempunyai sebuah budaya Indah berwujud kain Batik. Hal ini bisa menarik wisatawan mancanegara.

Batikindonesia.com Merupakan salah satu situs resmi batik terbesar di indonesia yang ikut serta dalam melestarikan budaya Batik melalui toko Onlinenya. Di dalam situs tersebut terdapat berbagai infomasi mengenai batik di Indonesia. Situs tersebut menjual berbagai macam pakaian maupuan kelengkapan rumah tangga dengan motif batik. Batik yang di tawarkan mempunyai kualitas yang bagus sehingga para konsumen tidak kecewa.

         Cara pembelian melalui situs tersebut sangat mudah dan terpercaya sehingga anda tidak perlu takut dengan penipuan yang kini sedang marak di Indonesia. Kelestarian budaya Indonesia tergantung kepada generasi penerus saat ini dan kedepannya. Marilah kita jaga budaya kita dari kepunahan peradaban dan klaim bangsa lain.
Sesuai dengan letak geografisnya, Pekalongan berada di pesisir utara Jawa sebelah barat. Dengan letak tersebut menyebabkan pertumbuhan batik Pekalongan abad ke-15 M tidak jauh berbeda dengan sejarah pertumbuhan batik di kota-kota pesisir Jawa di kawasan timur. Daerah pesisir merupakan daerah lalu lintas ekonomi.
Pengembangan seni batik pesisiran juga dipengaruhi oleh budaya kraton sebagai pusat pemerintahan. Kraton Cirebon pada masa itu telah menjadi kiblat budaya dan agama bagi penduduk kota-kota pesisir Jawa sebelah barat. Dalam sejarah batik pesisiran, seperti Pekalongan, Tegal, Indramayu, Karawang, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut, pola batiknya mengambil pola hias pada kraton Cirebon. Awal Pengembangan batik Cirebon mempunyai hubungan yang erat.
Pola hias batik cirebon mendapat pengaruh dari bentuk ragam hias taman Sunyaragi dan Keraton Pakungwati. Bentuk taman Sunyaragi digambarkan tanah wadas meniru keadaan di negara Cina. Demikian pula bentuk megamendung dan kontur ombak-ombak laut.
Batik Cirebon mengambil tema ragam hias pada bangunan Taman Sunyaragi dan Keraton. Batik Pekalongan lebih banyak dipengaruhi oleh ragam hias keramik Cina. Ragam hias keramik Cina banyak menghiasi bangunan Keraton Kasepuhan dan Makam Raja-Raja Cirebon di Gunung Jati.
Obyek lukisan keramik Cina pada dinasti Ming yang menjadi lambang kemegahan dan kekayaan keraton Cirebon rupanya menjadi perhatian perajin batik Pekalongan.
Perajin batik Pekalongan telah menempatkan hiasan keramik Cina ini sebagai kebudayaan leluhur. Pilihan ragam hias, seperti bunga persik, bunga rose, sulur daun, sulur pandan, dan teratai adalah ragam hias jenis flora yang sebagian besar menjadi obejk utama. Ragam hias semacam itu banyak didapat pada lukisan keramik, Pola jenis daun melengkapi ragam hias flora, seperti bentuk burung pipit, burung merak, ular baga, ataupun kupu-kupu.
Itulah sejumlah jenis ragam hias yang sejak awal sudah menjadi pilihan perkembangan corak batik Pekalongan. Warna-warni yang mencolok sangat kontras jika dibanding dengan batik pedalaman, seperti Yogyakarta dan Solo.
Pilihan warna yang mencolok dari batik Pekalongan tampaknya tidak sekedar sebagai pelengkap pola hias. Adanya pengaruh warna keramik pada masa dinasi Ming yang hanya diproduksi pada abad ke-17 sampai 18. Selain biru putih juga diproduksi berbagai warna. Menurut filsafat Cina kuno, warna-warna tersebut menyimbolkan makna keaktifan, kejantanan, dan keperkasaan. Melalui simbol warna, hal itu diekspresikan dengan serba terang dan bergerak serta penuh variasi (dinamika).
Melalui seni batik mereka memiliki tujuan ganda sebagai seni pakai dan akulturasi terhadap keindahan tanah leluhur.
Namun, sebelum ragam hias keramik Ming abad 17 mewarnai corak batiknya, batik Pekalongan pernah mendapatkan penghargaan di tengah-tengah keluarga Cina ningrat, yaitu dari Ratu Roro Sumanding. Ratu Roro Semanding adalah istri Sunan Cirebon Syarif Hidayatullah yang nama aslinya Tan Eng Hoat.
Penghargaan ini diberikan karena karya-karya batik Pekalongan yang diadaptasi dari keramik telah membawa kebesaran nama dinasti Ming sebagai penguasa kerajaan Cina. Ming yang berarti cemerlang atau berkilauan.
Penghargaan terhadap batik Pekalongan oleh Kraton Cirebon selain ragam hias dari keramik Ming juga karena teknik pembuatannya yang berbeda dengan daerah-daerah lain pada zaman itu. Pada masa itu, perajin batik Pekalongan menggunakan teknik pewarnaan melukis (colet). Sementara itu, di daerah lain dalam membuat warna masih menggunakan teknik celup.
Teknik colet mempermudah untuk mencapai pewarnaan yang dikehendaki sehingga setiap detail motif hias dapat dilukis dengan sempurna sesuai dengan yang dikehendaki. Teknik melukis warna melalui sapuan kuas (colet) bukan sesuatu yang baru. Teknik semacam ini berkaitan dengan kerajinan tangan (terutama kerajinan sutra dan porselin) di Cina pada masa kekaisaran Ming.
Dalam mata rantai perdagangan, bahan warna yang berupa indigosol, India merupakan negara pemasok utama bagi Cina. Bahan pewarna kain ini pada masa dinasti Ming didatangkan dari India. Menurut Ruffear, jalur perdagangan bahan pewarna tekstil mengikuti jalur lama, yaitu dari India ke Indonesia dan dari Indonesia ke Cina. Begitu pula sebaliknya.
Jalur perjalanan Cheng-Ho ke Samudra Barat yang ditulis Zheng He Xia yang dimulai dari Nanjing (Ibu kota). Kapal-kapal berlabuh di Qui-Nho melalui Cina Selatan langsung (India) atau Teluk Benggala (Bengali) dan perjalanan dilanjutkan ke Arab atau Afrika dan Eropa. Begitu sebaliknya.
Dari hubungan perdagangan antarpulau dan antarnegara yang melewati jalur laut itu, pedagang Pekalongan tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pengetahuan baik teknis, bahan kain, maupun bahan pewarna. Hal itu karena Pekalongan termasuk kota pelabuhan, seperti Surabaya, Gresik, Tuban, Demak, dan Cirebon.
Pada tahun 1620, batik telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Pekalongan. Hampir setengah abad batik dirintis oleh pedagang Cina di kampong Sampangan. Pada tahun-tahun itu para buruh pribumi mulai membuka usaha sendiri. Dr. Kusnin Asa mengatakan masa itu sebagai masa harapan dan kecemasan.
Kondisi tersebut dipengaruhi kondisi politik oleh beralihnya status Pekalongan menjadi tanah perdikan dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram yang sebelumnya dibawah kekuasaan Kesultanan Cirebon. Perpindahan status tersebut mengakibatkan masyarakat Pekalongan merasa diperlakukan sebagai daerah jajahan.
Pada periode ini juga mulai diberlakukan aturan pemakaian batik dimana masyarakat biasa dilarang memakai maupun memproduksi batik bermotif larangan (Awisaning Ratu/Larangan Dalem). Batik dengan motif batik jenis ini hanya boleh dikenakan oleh keluarga Keraton.
Meskipun Pekalongan pada masa Mataram dilarang memproduksi batik pola larangan, namun perajin di desa-desa masih membuat batik tradisi lama berpola kawung-gringsing atau tumpal. Namun, pembuatan batik ini tidak mempengaruhi pengembangan batik asli, seperti Jlamprang atau batik campuran gaya Cina.
Diskriminasi pemakaian busana ini melahirkan kebencian kaum pedagang muslim dan Tionghoa kepada kaum priyayi penguasa. Sikap perlawanan masyarakat Pekalongan terhadap kekuasaan Mataram ini mempengaruhi munculnya corak-corak batik Pekalongan. Sikap perlawanan masyarakat Pekalongan tersebut menjadikan daerah tetangga sekitarnya menyebutnya dengan semboyan Merak Ngigel digambarkan dengan simbol burung merak yang sedang menari sehingga memberikan makna sifat-sifat masyarakat Pekalongan yang tidak mau ditindas dan mandiri

Batik Cirebon kuno beragam hias Singobarong dan banyak nama-nama batik Cirebon lainnya yang mendapat pengaruh kuat dari peninggalaan ragam hias bermotif seni Cina. Dalam pilihan warna, batik Cirebon telah mendapat pengaruh warna dari keramik biru dan putih. Meskipun ada warna-warna yang mencolok di luar biru dan putih, tetapi sejarah warna batik Cirebon dimulai dengan dua warna biru dan putih.
 
Salah satu batik dari Jawa Tengah yang terkenal adalah batik Yogyakarta. Batik ini pada dasarnya memiliki corak batik dengan dasar putih. Nah, anda ingin tahu apa saja motif batik Yogyakarta? Ini dia:
1. Motif Kawung 
Motif batik kawung adalah motif batik tulis dengan zat pewarna Napthol dan  digunakan sebagai kain panjang. Makna Filosofi  dalam batik ini adalah sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian.
Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh sen yang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar dari pada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama Bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.
2. Motif Parang Kusumo
Motif parang kusumo adalah Motif Batik Tulis dengan zat pewarna Napthol dan digunakan sebagai kain saat tukar cincin. Dalam motif Parang Kusumo terkandung suatu makna bahwa suatu  kehidupan harus dilandasi dengan  perjuangan dan usaha dalam mencapai keharuman lahir dan batin. Hal ini bisa disamakan dengan harumnya suatu bunga (kusuma).
Suatu kehidupan dalam  masyarakat yang paling utama harus kita dapatkan adalah  keharuman pribadinya tanpa harus meninggalkan norma-norma dan nilai  yang berlaku. Suatu hal yang sulit untuk direalisasikan. Tetapi pada umumnya orang Jawa berharap bisa menempuh suatu kehidupan yang boleh dikatakan sempurna lahir batin  yang diperoleh atas jerih payah dari tingkah laku dan pribadi yang baik.
motif Batik Parang Kusumo bermakna hidup harus dilandasi dengan perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir dan batin, ibarat keharuman bunga (kusuma). Contohnya, bagi orang Jawa, yang paling utama dari hidup di masyarakat adalah keharuman (kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin.
3. Motif Truntum 
Motif batik Truntum adalah motif batik tulis dengan zat Pewarna: Soga Alam. Digunakan saat pernikahan. Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali. 
Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama terasa semakin subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya,  Truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru. 
4. Motif Tambal
Batik masuk kurikulum sekolah mode Italia 
oefia--sebuah sekolah mode tertua di Italia-- tertarik dengan batik Solo, Indonesia, dan berencana memasukkan desain mode dengan bahan kain batik ke dalam kurikulum pelajarannya.

Direktur Artistik Koefia, Bianca Lami, beserta Wakil Ketua DPRD di Lazio, Italia Raffaele D` Ambrosio mengatakan bahwa pihaknya mengetahui Solo sebagai pusat batik dari internet, Selasa.

"Saya tahu dari internet bahwa Solo merupakan ibukota batik. Di sini banyak industri batik, bahkan saya dengar ada kampung dengan nama batik. Saya ingin melihatnya secara langsung," katanya.

Ia mengatakan, bahwa pihaknya akan mengajarkan desain fesyen batik kepada siswanya selama tiga tahun. Hal ini dikarenakan pihaknya melihat batik sebagai warisan budaya dunia yang diakui Unesco dari Indonesia dan bisa menjadi tren fesyen baru nantinya.

"Kami ingin mengembangkan fashion heritage. Ini sekaligus untuk menggabungkan budaya Solo dengan budaya Eropa dan saya kira hasilnya akan sangat bagus," kata dia. 

 
Dalam sebuah pementasan wayang nilai filosofis sebuah cerita sebagian besar disampaikan dalam bentuk ujaran dan gerakan . Dalam pelantunan lagu macapat nilai filisofis disampaikan dalam bentuk lirik dan lagu. Dalam sehelai batik tiap goresan canthing adalah lukisan penuh makna dari sang pembatik. Tiap motif adalah simbolisasi dari sebuah peristiwa besar yang dituangkan dalam bentuk gambar.

Batik selama beberapa tahun terakhir seolah-olah mengalami suatu masa reinassance. Pakaian batik yang sebelumnya hanya digunakan pada kesempatan-kesempatan tertentu, sekarang menjadi jamak dikenakan dalam berbagai kesempatan. Para designer dan majalah-majalan mode ramai-ramai mengangkat batik sebagai tema utama sehingga booming fashion batik terjadi.

Kebangkitan luar biasa terjadi dalam industri batik di berbagai daerah . Kota-kota sentra batik seperti Solo, Yogya, Cirebon, Pekalongan, Lasem menjadi begitu hidup seiring bergeliatnya industri batik dalam negri. Modernisasi terhadap berbagai batik pun terus terjadi berbanding lurus dengan meningkatnya permintaan barang dan pesaingan bisnis antar produsen batik. Effeknya inovasi-inovasi terus berkembang dan batik terus dimodifikasi dan dimodernisasi.

Di kota Solo dikenal dua jenis batik, yang pertama batik kratonan dan batik saudagaran. Batik Saudagaran adalah batik yang diproduksi oleh para pengusaha batik, misalnya di daerah kauman dan laweyan. Batik yang diperdagangkan bebas dan dipakai oleh orang kebanyakan termasuk dalam batik jenis ini. Yang kedua batik larangan, adalah batik yang hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan dalam acara-acara tertentu. Keberadaan batik ini tertutup karena hanya boleh dikenakan oleh kalangan tertentu dalam Keraton.


Adapun batik yang sekarang beredar luas dan dianggap merupakan motif larangan sebenarnya belum tentu merupakan batik larangan yang sesungguhnya, karena yang benar-benar mengetahui tentang batik larangan hanyalah keluarga Raja, jelas Quintanova.

Berkenaan dengan nilai filosofis batik asal Surakarta Drs. Sabar Narimo menjelaskan lebih lanjut tentang hal tersebut.

Gagrag Surakarta Hadiningrat adalah sebutan motif batik asal Kraton Surakarta Hadiningrat. Terdapat sekitar 317 motif yang berasal dari wilayah Kraton Surakarta, itu belum termasuk motif batik pada kain jarit yang saat ini banyak diangkat untuk batik-batik modern.

Sebelum menciptakan sebuah motif batik, sang pembuat batik menjalani proses yang dinamakan lelaku dimana ia merenungi suatu peristiwa dan mengamati keadaan sekitarnya. Hal itu yang menyebabkan tiap lekuk motif batik dan tiap goresan canthing memiliki makna mendalam jika dibedah. Nilai filosofis batik tidak hanya terdapat pada latar belakang sejarah penciptaan suatu motif semata. Nilai pendidikan batik juga tercermin dari cara pemakaian dan waktu pemakaian.

sumber :
http://ance-leo.blogspot.com/2013/03/cinta-tanah-air.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar